Dari saya untuk Indonesia.
Bicara soal agama, ras, etnis atau apapun itu yang seringkali jadi masalah. Apalagi baru-baru ini kita sering dengar tentang kasus suatu komunitas salah satu agama yang fanatik menentang agama lain untuk beribadah (baca : tidak perlu disebutkan lagi *jangan memberikan mereka panggung*). Seringkali saya heran dan bertanya-tanya sendiri, kenapa masalah soal hal itu terlalu dipusingkan, bukankah yang Maha Kuasa juga tidak memusingkan hal tersebut. Bukankah akan lebih enak lagi kalau setiap agama saling menghormati agama lainnya.
Saya sendiri adalah tipe orang yang selalu mencoba untuk 'respect' dengan agama lain, menghormati agama lain. Karena saya juga dilahirkan di dalam keluarga yang juga 'respect' pada perbedaan agama. Saya dilahirkan di keluarga yang sudah menjadi Khatolik. Mungkin dulu ayah saya seorang moeslim, tapi entah kenapa Ia menetapkan pilihan untuk menjadi Khatolik. Kenapa begitu? Buat saya, itu bukan jadi masalah, buat saya semua agama adalah sama. Tujuannya yaitu mengajarkan sesuatu yang baik agar kita melakukan hal yang baik pula selama hidup. Tuhan itu satu bukan? Menjadi Khatolik memang kebanggan buat saya, tapi saya lebih bangga lagi karena saya memiliki banyak perbedaan agama di dalam keluarga. Keluarga inti memang Khatolik, tapi keluarga lain (seperti saudara, om, tante, dll) ada yang beragama Islam. Mungkin bisa dibilang, saya terlahir di keluarga 'campuran'.
Terkadang memang aneh jika dilihat mata banyak orang. Saya mengikuti banyak acara perayaan agama. Saat natal, saya merayakannya. Saat lebaran atau idul fitri, saya ikut bergabung untuk meramaikan, Saat imlek, saya justru lebih semangat karena bisa mendapat angpao dari saudara lain yang masih memiliki keturunan agama Kong Hu Chu. Saya senang. Dapat kiriman souvenir natal banyak, dapat ketupat sayur, dapat angpao imlek. Tapi yang paling penting bukan materi itu semua. Yang paling penting adalah adanya kebersamaan di setiap perbedaan agama. Dan saya selalu bersyukur dengan adanya perbedaan agama di dalam keluarga saya.
Begitu 'respect'nya keluarga saya akan hal itu membuat saya menanamkan hal untuk saling menghormati agama lain. Saya sangat senang ketika malam natal berkumpul bersama keluarga inti bernyanyi lagu natal di gereja, saya juga senang menikmati ketupat sayur seadanya dan melihat saudara lain sungkem, saya juga senang melihat pemandangan serba merah dan saling berbagi angpao saat imlek. Luar biasa adanya perbedaan.
Kenapa harus ada kefanatikan antar agama? Kenapa harus menentang agama lain? Kenapa harus melarang agama lain melakukan haknya? Untuk menghormati dan saling menolong orang lain yang memang berbeda agama, ras, etnis, atau apapun itu apa perlu ada alasan? Justru sebaliknya, apa alasan orang lain untuk saling menghina, melakukan kekerasan, mengintimidasi, dan melakukan perpecahan? Saya masih mempertanyakannya sampai sekarang.
Semoga untuk seterusnya makin hilang perbuatan orang-orang yang terlalu mengutamakan kepentingannya sendiri untuk tidak saling menghormati orang lain. Karena tidak sadar, kita malah membuat negara kita menjadi lebih terbelakang dari negara lain. Hanya dengan masalah perbedaan itu saja yang buat Maha Kuasa bukan menjadi masalah. Cobalah untuk saling 'respect' terhadap agama lain.
Mungkin itu contoh kecil untuk ‘respect’ terhadap Indonesia. Ingatlah bahwa kita semua adalah saudara. Apa kata negara lain jika di dalam negara kita sendiri saja tidak pernah akur satu sama lain, saling mengintimidasi, dan saling saling yang buruk lainnya? Bukanlah itu sama saja kita seperti penjajah negara sendiri? Maka janganlah mencoret wajah kita sendiri dengan apapun bentuk kelakuan yang bukan seharusnya kita lakukan di negeri kita tercinta.
Merdeka Indonesia!
No comments:
Post a Comment