Hari ini, saya mengucapkan salam pada usia 18.
18, tidak seperti 17, artinya sangat besar buat saya.
18 adalah tahun saya untuk mulai bersikap dewasa. Mulai berhati-hati lagi dalam bertutur dan berlaku karena semua orang mengharapkan sesuatu dari saya.
Mereka mengharapkan kedewasaan.
18 identik dengan kata dewasa... dan saya akan berusaha memenuhi ekspektasi 'dewasa', untuk diri saya sendiri dan orang lain juga :)
Kedewasaan, menurut Tia di buku karangan Kembangmanggis -- adalah penghapusan segala nikmat dunia. Tidak bisa lagi merajuk ketika orangtua menolak memberikan sesuatu, tidak bisa lagi tertawa sekeras-kerasnya tanpa dihadiahi teguran/sindiran dari orang lain, tidak bisa lagi seenaknya memanjat pohon untuk memetik mangga ranum yang kita idam-idamkan.
Memang betul, kedewasaan menghapus semua kenikmatan masa kecil kita.
Di usia 18, sudah tidak mungkin bagi saya untuk membeli boneka Barbie dan segala pernak-perniknya untuk saya mainkan.
Tidak mungkin juga saya main sepeda keliling komplek dengan pakaian 'kebangsaan' saat masih SD -- kaus dalam dan celana pendek belel.
Tidak mungkin saya bisa melakukan hal-hal yang saya lakukan ketika saya masih kecil, karena hal itu tidak lagi dianggap wajar dilakukan oleh seseorang yang sudah berusia 18 tahun.
Tapi kedewasaan juga membawa banyak berkah.
Kedewasaan membantu kita tumbuh. Membuka mata hati dan pikiran kita terhadap hal-hal yang terjadi di sekeliling kita -- apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah yang buruk menjadi yang baik?
Kedewasaan berarti menyetir mobil/motor secara legal dan bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan politik atau melamar untuk magang.
Kedewasaan juga berarti satu langkah lebih dekat menuju keberhasilan.
Proses kita untuk berhasil ditentukan di masa dewasa ini -- masa dimana pikiran kita sudah mulai matang dan tubuh kita dialiri energi untuk siap meraih mimpi-mimpi yang cuma bisa dikhayalkan di dalam kepala saat kita masih kecil.
Kedewasaan, sama seperti masa kecil, juga akan indah. Pada waktunya :)
Masa kecil itu sudah lewat dan terus tersimpan rapi di dalam benak saya.
Kedewasaan sekarang menuntut untuk dijalani :)
No comments:
Post a Comment